Photobucket

Saturday, March 23, 2013

BAB 34 : Nasihat kepada Wanita [part 1]




Daripada Kitab Riyadhus Salihin karya imam An-Nawawi

Bab 34 : Berwasiat Kepada Kaum Wanita

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan pergaulilah kaum wanita itu dengan baik-baik." (an-Nisa': 19)

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan engkau semua tidak akan dapat berbuat seadil-adilnya terhadap kaum wanita itu,
sekalipun engkau semua sangat menginginkan berbuat sedemikian itu. Oleh sebab itu,janganlah engkau semua miring kepada yang satu dengan cara yang keterlaluan sehingga engkau semua biarkan ia sebagai tergantung. jikalau engkau berbuat kebaikan dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 129)


Keterangan:
Dalam syariat Islam seorang lelaki dibolehkan berpoligami atau kawin lebih dari satu
dan dibatasi sebanyak-banyaknya empat isteri. Tetapi diberi syarat mutlak bagi suami itu hendaklah ia dapat berlaku adil. Maksudnya, jika kahwin dua orang masih dapat berlaku adil, hukumnya tetap boleh, tetapi jika dua orang saja sudah tidak dapat adil, maka wajib hanya seorang saja. Sekiranya beristeri dua dapat adil, tetapi jika sampai tiga, lalu tidak adil, maka haramlah bagi suami itu mengawini tiga isteri. Jadi yang dibolehkan hanya dua belaka. Seterusnya jika tiga orang dapat berbuat adil, tetapi kalau empat, lalu menjadi tidak adil, maka haram pula beristeri sampai empat itu. Jadi wajib hanya tiga isteri saja yang boleh dikahwini.

Ringkasnya keadilan itu memegang peranan utama untuk halal atau haramnya
lelaki kawin lebih dari satu. Ini sesuai dengan petunjuk Allah yang difirmankan dalam al-Quran, yakni:
"Maka bolehlah kamu mangahwini wanita-wanita itu dua orang,tiga dan empat.Tetapi jika kamu khuatir tidak dapat berlaku adil, maka seorang wanita saja yang dibolehkan."(an-Nisa': 3)

Keadilan yang dimaksudkan ialah mengenai hal-hal yang zahir, seperti bergilir untuk
bermalam. Tetapi yang mengenai isi hati tentu tidak diwajibkan adanya keadilan itu seperti rasa cinta kepada yang seorang melebihi kepada yang lain. Ini sama halnya dengan wanita yang bersaudara banyak, misalnya: Mungkin kepada si Nurul ia lebih cinta dan lebih senang, sedang kepada si siti tidak demikian atau kurang kecintaannya dan kepada si nur malahan membenci padahal semuanya sesaudara. Jadi mengenai rasa cinta tidak diwajibkan adanya keadilan. Demikian pula dalam hal persetubuhan, tidak pula diwajibkan adanya keadilan itu bagi suami terhadap para isterinya, sebab persoalan ini adalah sebagai hasil yang ditumbuhkan oleh rasa cinta tersebut.

Itulah yang dimaksudkan dalam Islam mengenai makna keadilan. Oleh sebab itu pula
Allah berfirman sebagaimana di atas, yang tujuannya ialah bahwa kamu semua, hai manusia, itu tidak mungkin dapat berbuat keadilan yang seadil-adilnya terhadap para isteri itu, sekalipun kamu ingin berbuat demikian.

Bahkan Rasulullah s.a.w. sendiri pernah bersabda:
"Ya Allah, inilah daya-upayaku yang dapat kumiliki (yakni dalam berlaku adil
terhadap para isteri), saya tidak kuat memiliki sebagaimana yang Engkau miliki dan hal itu memang tidak saya miliki (atau saya tidak dapat melaksanakannya)."

Namun demikian, sekalipun kita tidak dapat berlaku seadil-adilnya terhadap para
isteri, kitapun diperingatkan oleh Allah Ta'ala dengan firmanNya:

"Jangan kamu miring atau terlampau condong kepada yang seorang dengan cara yang
kesangatan, sehingga engkau biarkan ia sebagai wanita yang tergantung."
(an-Nisa': 129)


Demikianlah peringatan Allah kepada kita kaum Muslimin.

bersambung.....

*Seperti biasa kelas pengajian pada hari jumaat di jubail dakwah guidance centre diisi dengan bedah kitab riyadhus salihin jilid 1 karya al-imam abu zakariya bin syaraf an-nawawi... Dan masih dalam perbincangan bab ke 34.. Semoga ilmu yang ditimba menjadi bekalan dan memberi manfaat buat semua..

-bersama rakan-rakan malaysia dan indonesia-

1 comment: